Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Ario Bimo Nandito Ariotedjo atau biasa dikenal sebagai Dito Ariotedjo, menerima kunjungan Presiden Majlis Belia Malaysia (MBM) Mohd Izzat Afifi yang hadir bersama Staf Khusus Presiden MBM Khairudin dan didampingi Presiden OIC Youth Indonesia Astrid Nadya Rizqita bersama pengurus OIC Youth Indonesia Adlan Almilzan Athori.
Pertemuan dilaksanakan di lantai 10 Kantor Kemenpora, Senayan, Jakarta, Jumat (1/11/2024) petang ini membicarakan seputar Program Pembangunan Kepemudaan antara Indonesia dan Malaysia untuk Tahun 2025.
“Terima kasih atas waktunya Pak Menteri, karena menerima undangan dan permohonan untuk silaturahmi. Selamat menjadi Menpora kembali apalagi menjadi menteri termuda,” ujar Mohd Izzat Afifi kepada Menpora Dito Ariotedjo.
“Ini pertama kali saya datang ke Kemenpora. Dulu di Malaysia Ketua MBM bisa langsung menjadi Menteri, tapi sekarang tidak, sudah ada undang-undangnya mungkin harus berjuang dulu. Di Malaysia ada sekitar 40 organisasi kepemudaan di bawah MBM,” imbuhnya.
Kepada Menpora Dito Ariotedjo, Mohd Izzat Afifi menyampaikan komitmennya untuk terus menjalin komunikasi yang baik dengan pemerintah Indonesia khususnya dengan Kemenpora dalam hal pembangunan kepemudaan kedua negara.
“Tahun depan kita akan terus jalin kerjasama juga dengan OIC Youth Indonesia dan berhubungan juga dengan Kemenpora tentunya dalam hal pembangunan kepemudaan. Sudah banyak program pertukaran pemuda kedua negara yang telah dilakukan,” paparnya.
“Di Malaysia, anggota MBM ini ada di setiap kementerian karena akan menjadi wakil pemuda pada setiap kementerian untuk memberikan ide-ide dan saran dari sisi pemudanya. Dan mereka kita bantu dalam hal keuangan,” lanjutnya.
Dalam pertemuan hangat yang juga saling bertukar informasi ini, Menpora Ariotedjo Dito merasa senang karena adanya perbandingan informasi program dan tujuan serta hubungan antara MBM (KNPI) dengan Kementerian Belia dan Sukan (KBS) Malaysia.
“Perkembangan organisasi kepemudaan sangat baik saat ini mungkin sama juga dengan di Malaysia. Tapi tidak mudah untuk menjadi ketua umum sebuah organisasi kepemudaan antara umur 16-30 tahun. Iya, mungkin nanti kita juga akan bertukar untuk datang ke Malaysia dalam pembahasan pembangunan kepemudaan,” pungkas Menpora Dito Ariotedjo yang juga kader muda Partai Golkar ini.
Turut hadir mendampingi Menpora Dito Ariotedjo dalam diskusi ini, Deputi Pemberdayaan Pemuda Asrorun Ni’am Sholeh, Deputi Pengembangan Pemuda Raden Isnanta dan Staf Khusus Percepatan Inovasi Pemuda dan Olahraga Hasintya Saraswati.
Artikel penuh :